Pages

Rabu, 27 April 2011

Dark Chocolate lebih Sehatkan Jantung Ketimbang Jus buah



Penelitian terbaru membuktikan bahwa dark chocolate lebih menyehatkan jantung dari pada jus buah. Jadi,kala kamu penggila dark chocolate,ini dia cara asyik untuk meningkatkan kesehatan.
Dark chocolate dan kakao (biji cokelat) memiliki kemampuan antioksidan melebihi jus buah. Demikian menurut sebuah penelitian yang di rilis Chemistry Central Journal,awal pekan ini.
Produk cokelat juga mengandung flavanols dan polifenol yang menyehatkan jantung. Namun,manfaat serupa tidak tidak berlaku untuk minuman cokelat panas yang sudah tidak asli alias di proses.
“ketika mencari kudapan manis,sebatang dark chocolate menjadi pilihan paling sehat untuk kamu” kata suzanne steinbum,ahli jantung lenox hill hospital di manhattan,seperti di kutip dari Nydailynews,selasa (8/2/2011).
Suzzane menegaskan,antioksidan menjaga arteri dalam kondisi prima dan membantu tubuh dari penyakit jantung. Studi yang di lakukan hershey Co ini juga turut membndingkan bubuk cokelat,produk berbasis buah dalam bentuk bubuk dan jus. Ternyata biji cokelat memiliki kandungan lebih besar dari blueberry,cranberry dan bubuk delima. Perbedaan antioksidan antara jus buah delima dan dark chocolate tidak signifikan,kata peneliti. Namun,dark chocolate menunjukkan perbedaan nyata denagn jus buah lainnya dalam sebuah tes antioksidan.
“biji cokelat harus di anggapa sebagai ‘superfruit’ juga produk turunan dari ekstrak biji cokelat seperti bubuk cokelat alami (natural cocoa powder) sedangkan dark chocolate sebagai ‘superfoods’,”kata para peneliti.
Memang,dark chocolate telah lama di puji untuk masalah kesehatan,termasuk menurunkan tekanan darah. Tapi penggemar susu cokelat berhati-hatilah karena manfaat kesehatannya hanya bisa kamu ambil selama masa perumbuhan kanak-kanak.

Menonton TV Bisa Merusak Jantung



Menonton TV bisa merusak jantung? Bagi kalian yang suka berlama-lama didepan televisi hati-hati. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan menonton televisi lebih dari 4 jam nonstop bisa merusak jantung kamu,bahkan yang rajin berolahraga sekalipun. Menurut para ahli,selain orang-orang yang menonton televisi,mereka yang suka berselancar di internet dan bermain game di komputer juga beresiko terkena penyakat jantung. Risiko mereka dua kali lipat dibandingkandengan orang yang jarang atau kurang dari 4 jam menonton televisi.
Itu soal kebiasaan,banyak dari kita yang pulang kerumah lalu duduk sambil menonton televisi,memang nyaman. Tapi hal tersebut sangat buruk dampaknya bagi jantung dan kesehatankita. Studi ini menggunakan data dari kurang lebih 4000 orang dewasa yang ikut dalam survei kesehatan rumah tangga di Skotlandia. Para responden diminta mengungkapkan seberapa sering mereka menonton televisi atau video,juga berada di depan komputer. Setelah data-data itu dibandingkan ternyata mereka yang menghabiskan waktu 2 jam hingga 4 jam di depan televisi memiliki risiko terkena serangan jantung 125%. Risiko ini tidak dipengaruhi oleh faktor lain,seperti merokok,tingkat sosial,darah tinggi juga seberapa sering melakukan olahraga. Hasil temuan yang di publikasikan di Journal of College of Cardiology tentang “menonton tv dapat merusak jantung” ini juga berlaku untuk mereka yang bekerja dan duduk hingga berjam-jam di depan komputer terus-menerus.

Tas Ransel Berbahaya bagi Kesehatan




Semua orang pasti mengenal dan gemar mengenakan tas ransel. Selain simpel dan praktis,tas jenis ini juga banyak juga banyak memuat keperluan barang-barang pribadi,mulai dari komputer,buku-buku,hingga pakaian sekalipun. Tapi untuk saat ini tampaknya pemakaian tas ransel harus di pertimbangkan masak-masak lagi. Terutama jika di gunakan untuk tas sekolah anak-anak. Karena menurut hasil riset yang di lakukan para ahli,terapis fisik dan fisiologi olahraga dari medical college of georgia,menyatakan bahwa nyeri punggung sering di alami anak-anak yang masih dalam pertumbuhan di usia 11-16 tahun.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tas ransel pada punggung anak,para ahli melakukan studi kasus pada murid-murid berusia 10-13 tahun. Hasil penelitiannya,semakin berat beban tas ransel yang berada di punggung sang anak,semakin sulit mereka menggerakan tubuh untuk naik ke alat timbangan. Ketika mereka turun dari alat timbangan, ada kecendrungan beban cukup berat bertumpu di bagian punggung mereka. Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan terjadinya cedera pada punggung anak. Karena ketika menggedong tas ransel dengan beban lebih dari 15% berat tubuh si anak,rangka tubuh mereka akan spontan condong ke depan sehingga menekan tulang belakang secara tidak normal.
Posisi tubuh seperti ini akan menyebabkan kepala anak maju dan menunduk. Dan saat anak menegakkan kepalanya ketika berjalan,tulang lehernya akan lebih menegang dan tertekan. Akibatnya,selai mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang,posisi ini lama-kelamaan juga menimbulkan rasa nyeri pada leher. Penggunaan tas ransel dengan beban yang berat juga bisa mengakibatkan skoliosis. Skoliosis adalah cekungan tulang belakang yang abnormalke arah samping. Ketidaknormalan inibisa terjadi pada leher,dada maupun pinggang.

Sabtu, 16 April 2011

Kue kismis kue bolu
Dmkn rame2 pake keju
c'ynk, i miss you
yank, i love you
 
 
Aku memilihmu…
Untuk menemani di kala siang tak bermentari
Saat malam tak berbintang
Agar dapat terangiku dengan senyuman
Aku memilihmu…
Saat terik sinar menyengat dan membakar
Ketika bulan sabit atau purnama
Untuk temaniku menyusuri dunia
Aku memilihmu…
Dengan hati yang tak memilih waktu
Sepenuh cinta tanpa masa
Semenjak harap masih mendengung hampa
   Malaikatku  

malaikat yang selalu memberi kesejukan dalam jiwa indahku…
seperti mentari yang menerangi bumi
seperti itulah kehangatan yang ku rasakan saat bersama mu
mengayun lembut aura nuranimu
membuat aku terdiam,terpana,terjaga dalam kasih sayangmu
untukkmu apapun akan ku lakukan
tapi jangan pernah menyuruhku membunuh cintamu
karena cintaku untukmu sempurna adanya…
malaikatku raga ini selalu menjerit saat kegelapan
menyelimuti ruang di hamparan anganku
hati ini mengyulam kerinduan yang tak habis
untuk di rajut bahkan akupun tak tahu apa yang ku buat
hanya lahan kosong dari sebuah tanah yang gersang….
itulah yang kurasakan saat ku jauh dari malaikatku
hanya ada luka dan kerinduan……
malaikat raga ini menyanyi saat cahyamu memasuki
sela2 kamar jiwaku……….
seperti bunga melati putih yang tumbuh diantara bebatuan
yang hitam
hatiku bertebaran bunga surga yang menebarkan bau
sejuta aroma…….
itulah yang kurasakan saat malaikat di sampingku.
hanya ada senyuman dan kebahagiaan……

Senin, 11 April 2011

jakarta

BONGKAH emas yang menengger di puncak Monumen Nasional sudah lama ditakik dan disingkirkan dari tempat duduknya. Dia digelindingkan begitu saja di daratan. Tak lebih berharga dari segundukan tanah merah. Emas sudah tak bisa mempertahankan kemuliaannya di atas besi atau timah. Anak-anak saja sudah bermain-main dengan lempengan-lempengan emas yang mereka ciptakan dari adonan kimia. Kesemarakan dan lambang kekuasaan sudah berubah makna, paling tidak di kota ini. Yang disanjung orang sekarang adalah gizogasarm, senyawa kimia hasil ekstraksi dari inti api, yang dijadikan bahan mentah untuk memproduksi chip yang bisa menampung data jutaan kali lipat dan dengan kecepatan tak terperikan dibandingkan seribu tahun sebelumnya.

Kata-kata. Karena sifatnya yang bisa ditafsirkan dalam berbagai pengertian, kata-kata sebagai sarana ekspresi sudah ditinggalkan. Sekarang adalah dunia presisi, dengan bahasa ketepatan yang memiliki pengertian tunggal. Bayangkanlah bagaimana pentingnya presisi sepuluh abad yang akan datang, kalau sekarang saja apabila Anda salah memasukkan angka PIN, maka tak sepeser pun yang bisa Anda tarik dari ATM. Pemujaan pada angka membuat manusia kelu. Dan ketika kata-kata hilang dari percakapan mereka, maka burung-burung mengambilalihnya.

Di mulut burung-burung, yang sudah berkicau sejak jutaan tahun yang silam, kata-kata menemukan melodi yang membuai menghanyutkan. Burung-burung berkata-kata dengan ritme yang jauh lebih menawan dibandingkan dengan gelombang percakapan manusia zaman sekarang. Hilanglah sudah kata-kata dari perbendaharaan verbal. Dan bunyi yang tertinggal dalam komunikasi manusia hanyalah ketukan di atas keyboard.

Jakarta terkurung dalam kutukan karena kejahatan kemanusiaan yang didewakannya selama lebih dari tiga dasawarsa menjelang akhir abad keduapuluh. Ingatan kolektif penduduknya bisa lenyap. Tetapi, zaman tak pernah akan lupa bahwa pada waktu itu ratusan ribu orang dibunuh seperti tikus comberan. Anak-anak muda yang ganteng dan manis-manis, yang bercita-cita sangat sederhana, hanya sekedar untuk bisa meludah karena tak tahan mencium bau amis para penguasa yang durjana, diculik dan dilenyapkan rezim bersenjata. Mereka yang membunuh dan menculik tak pernah merasa bersalah. Hukum buat mereka hanyalah angin yang dengan gampang bisa ditepis. Orang yang seharusnya bertanggung jawab dengan lihai menghindar dari hukuman sambil meluncur-luncur di atas kursi roda. Ngelencer kesana-kemari. Aman-aman saja dengan berpura-pura kena encok.

Namun, adil ataupun tidak, zaman tak tertahankan. Dia melaksanakan hukumnya sendiri. Kota jadi terpencil dari alam sekitarnya. Daerah sekelilingnya membalas penindasan yang berpusat di kota itu dengan membangun pagar yang lebih dahsyat dari tembok Tiongkok untuk membuat kota ini terisolasi dari sinar Matahari. Kota terkurung dalam tembok. Orang-orang yang menyimpan dendam kesumat terhadap kezaliman kota ini mengharapkan dia lekas saja mati karena kekurangan vitamin D.

Berita-berita pembunuhan yang saban hari muncul di media massa dalam seribu tahun belakangan ini menunjukkan betapa murahnya harga nyawa. Seakan tak lebih bernilai dari lalat atau belatung. Teknik-teknik pembantaian lebih keji dari yang mungkin dibayangkan. Dan penduduk kota membaca berita-berita seperti itu sebagai sesuatu yang rutin. Emosi mereka tumpat. Hati mereka lebih tersentuh oleh teka-teki silang. Kepekaan menjadi tumpul. Membuat kemanusiaan berada di titik paling rendah. Kaum budayawan berdiam diri, sementara kaum politisi dan negarawan bermain-main mencari keuntungan dari situasi ini. Seribu tahun dalam pemujaan, maka pragmatisme menemukan dampaknya yang paling mencengangkan.

Karet, Tanah Kusir, Jeruk Purut, dan semua lahan pemakaman sudah lama diratakan, dan di atasnya dibangun gedung-gedung berbentuk kubis yang menyundul langit dan berdesak-desakan ke laut. Kota ini sudah tidak mengenal sejengkal tanah pun sebagai tempat pemakaman. Orang-orang kaya, yang hidup di atas angin, menguburkan diri di luar negeri, di Australia atau Afrika. Untuk tetap mensakralkan pemakaman, hanya satu perusahaan yang diizinkan beroperasi: www.kubur.com. Situs tersebut hanya dijalankan oleh seorang pebisnis dengan koneksi yang tiada terhingga dengan perusahaan penerbangan internasional. Delapan menit setelah mengklik home page itu, jenazah sudah dikebumikan di benua yang jadi pilihan.

Kemanusiaan sama dan sebangun dengan nol besar. Dan dia sudah tidak lagi memerlukan nama. Untuk menghindari kematian dini, karena kekurangan vitamin D, orang-orang yang tidak beruntung, yang mempertahankan hidup di komunitas yang pernah jaya seribu tahun sebelumnya, seperti Satu Merah Panggung, Utan Kayu, Garuda, Bambu, Lidah Buaya, dan kelompok-kelompok lain, dijadikan tumbal.

Kapitalisme memang masih harus membuktikan diri bahwa tatanan masyarakat yang diciptakannya merupakan akhir dari peradaban manusia. Tetapi, yang jelas komunitas-komunitas tadi, yang mencoba melawan arus zaman dengan membangun kelompok kehidupan sendiri yang didirikan di atas kebersamaan dan menentukan sendiri apa yang memang benar-benar mereka butuhkan, menemukan diri mereka tersisih, miskin. Kalau sudah tiba saat harus berhadapan dengan ajal, maka mereka diperlakukan tidak lebih dari sampah. Penaklukan orang-orang di atas angin terhadap mereka menjadi lengkap. Mereka dijadikan sumber vitamin D. Gubernur kota merasa telah menemukan kebijakan yang cemerlang dalam upayanya untuk membuat jasad mereka yang tersisih tidak menyebabkan bau busuk yang menyengat kota. Sepuluh detik setelah meninggal, jasad orang-orang tersisih ini sudah dikerek ke pelataran pemusnahan yang dibangun di puncak Monumen Nasional.

Gubernur dan para pembantunya beranggapan sama sekali tidak masuk akal membiarkan mayat berbulan-bulan supaya membusuk dan dimakan belatung di puncak monumen. Maka seratus ekor burung Gazgazammut diimpor dari Asia bagian tengah. Burung-burung yang berparuh besar dan tajam, dengan tembolok yang tak pernah kenyang itulah yang dalam lima menit membuat mayat orang-orang tersisih tadi tinggal tulang-belulang. Balung manusia itu kemudian dikerek turun, dimasukkan ke pabrik pemrosesan khusus untuk menghasilkan kalsium sejati. Dengan tablet-tablet kalsium ini penduduk kota O-besar-kemanusiaan memperpanjang harapan hidup mereka.


Kepekaan penduduk kota semakin majal, sementara kicau burung-burung yang semakin sarat dengan melodi bertambah memilin gita perasaan binatang itu. Dari atas pepohonan yang dibuat dari campuran besi dan plastik yang lentur dan antikarat, di mana mereka bertengger, apalagi pada saat mereka mematuki bangkai manusia yang tersisihkan di pucak monumen, hati burung-burung Gazgazammut mulai teriris-iris oleh ketidakadilan yang sedang berlangsung di bawah cakar mereka. Di kota bawah.

Suatu ketika keseratus burung-burung Gazgazammut terbang serempak dengan ujung-ujung sayap mereka saling menyentuh. Bayang-bayang mereka membuat kota di bawah jadi kegelapan. Seperti ditangkup gerhana. Sambil melayang-layang, menukik tajam, membubung tinggi menerjang langit, mereka memekik-mekik memprotes kezaliman yang dipelihara oleh kota yang terhampar di bawah.

Pada satu situs, seorang penyair memberikan tafsir mengenai apa yang sedang dilakukan oleh burung-burung yang sedang meradang dan menerjang itu. Bahwa, kota ini akan binasa kalau pemusnahan terhadap sesama manusia dalam bentuknya yang paling bengis tidak dihentikan. Tetapi, seperti kode judi hwa-hwe dahulu kala, kata-kata bisa dipahami dalam rupa-rupa pengertian. Makna maupun tafsirnya beragam. Jadi, siapa yang mau mendengar kicau si-penyair. Sementara penguasa kota tak peduli dengan tanda-tanda alam.

Keesokan harinya kawanan burung Gazgazammut mengepak-ngepak berbarengan di atas kota. Jeritan mereka menyebarkan ngeri, memekakkan telinga penduduk. Mereka berputar-putar di atas monumen, di mana dua jasad manusia terletak di atas altar menunggu burung-burung itu melumatkan daging mereka. Namun, burung-burung itu hanya berputar-putar persis di atas mayat. Memekik-mekik. Lantas mereka terbang beringsut menjauhi mayat, kembali ke sarang mereka di pohon-pohon buatan yang ditancapkan di Teluk Jakarta.

"Katakanlah dengan semangat kesetiakawanan, apakah yang kita lakukan ini bisa dimaafkan sejarah," kicau seekor burung Gazgazammut yang ragu dengan perlawanan burung-burung sebangsanya terhadap kebijakan Gubernur kota dan para pembantunya. Suaranya berat dan parau. Menggugah tapi liris.

"Dengan menjunjung tinggi dan atas nama langit ketujuh, kita berhak menolak untuk mematuki jenazah," sambut suara di tengah kerumunan burung itu.

"Tapi itu hanya akan memperburuk keadaan. Membuat busuk dan meracuni angkasa. Membikin manusia yang tersisihkan di kota ini akan terserang kolera dan semakin sengsara."

"Kolera sudah lama dikalahkan manusia."

"Ya, sama seperti TBC atau cacar atau malaria, kolera bisa menyebar kembali di kalangan penduduk. Apalagi pembiaknya adalah mayat manusia."

Seekor dari seratus burung Gazgazammut itu, sambil tegak di atas cakarnya yang kokoh, dengan sayap setengah terentang, mengalunkan suara: "Kita telah dibawa ke kota yang sedang tenggelam dan terkurung ini untuk dijadikan perangkat pemisah antara manusia yang beruntung dan yang tersisihkan. Apakah kita tak boleh mempergunakan hak kita untuk tak terlibat dalam kejahatan kemanusiaan ini? Kuat suara hatiku bahwa kita berhak untuk terbang kembali ke tanah air kita. Ke jantung Asia. Jangan terbetik rasa khawatir barang seujung rambut pun bahwa kita akan tersesat dalam penerbangan pulang." Matanya yang bening tajam menaksir-naksir sikap burung yang lain.

Burung yang kelihatan paling berwibawa itu lantas membujuk: "Aku tahu arus angin mana yang harus kita ikuti untuk sampai ke pohon-pohon yang murni hijaunya, dari mana kita telah dirampas, diperjualbelikan. Kembangkan sayap! Terjang dan ikuti angin buritan ini," katanya membujuk.

Beberapa detik kemudian, rrrruuuuummmm, suara kepak sayap mereka memenuhi angkasa. Taji di kedua kaki mereka yang kokoh bersiung-siung menerjang angin. Kawanan burung itu lenyap ke arah Utara. Tanpa sinar Matahari, mayat di atas monumen membusuk dengan cepat. Kota dicekik bau bangkai.

Sebenarnya, para penguasa tidak menemukan kesulitan untuk menyewa ahli dari luar untuk melenyapkan mayat-mayat kaum tersisih di kota itu menjadi setumpuk abu. Tetapi, masalahnya mereka memerlukan simbol kemenangan atas kaum tersisih. Mereka tak mau kehilangan kepuasan dengan menelan tablet-tablet kalsium yang dibuat dari tulang-belulang orang yang mereka kalahkan. Mereka hendak mempertahankan simbol kejayaan itu. Jadi, mereka membiarkan belatung yang mengerubuti mayat-mayat kaum tersisih. Tanpa menghiraukan protes penduduk.

Saya sendiri sudah lama menyingkir dari kota ini. Bersama teman-teman kami membangun pulau dari bangkai daun dan akar pohon yang hanyut dari hulu Sungai Siak. Sampah alami dari hutan-hutan yang dibabat ratusan tahun yang lalu cukup untuk membangun sehamparan daratan di mulut Sungai Siak yang selalu ternganga sampai ke tepi laut yang tak tampak. Semut sudah sirna dari kulit bumi, kecuali di wilayah aliran sungai ini. Perut mereka yang rata-rata sangat ramping, ditambah lagi dengan kesukaan mereka bergotongroyong, dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap keserakahan. Ini ejekan permanen. Karena itu harus dibasmi. Beginilah aksioma zaman sekarang: kebajikan justru membawa bencana. Maka, pulau buatan yang sederhana ini kami namakan Pulau Penyemut, untuk mengabadikan kearifan semut yang mengilhami. *

ujian nasional 2011

Ujian Nasional 2011 sudah di depan mata, karena sudah hampir dipastikan Ujian Nasional atau UN akan berlangsung pada bulan April. Untuk itulah saya sebagai siswa mulai dijejali dengan Try Out dari mana-mana, mulai dari BimBel (Bimbingan Belajar), Kecamatan, Kabupaten hingga Provinsi.

Walaupun tinggal di Bali, yang bisa dikatakan sebagai Provinsi yang menempati peringkat teratas selama kurang lebih 3 tahun belakangan. Tapi, saya tidak bisa berbangga karena hal tersebut adalah hasil dari UN kakak kelas saya. Bagaimana dengan tahun ini?

Ada banyak sekali perubahan cara kelulusan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa diantaranya adalah :


1. Nilai UN tidak menjadi acuan utama lagi tapi menjadi pembantu nilai kita dalam kelulusan, selain nilai UN ada nilai Ujian Sekolah (US) dan Ujian Praktek (UP)

2. Paket Soal kemungkinan ada 4 dan berita terbaru di Provinsi Bali ada sedikit kemungkinan akan diberikan 20 paket Soal. Jadi dalam 1 kelas, tidak ada anak yang paket soalnya sama. Mungkinkah karena pemerintah sudah tidak percaya pada pihak sekolah?

3. Nilai Standar lulus UN seperti biasa meningkat, kalau dulu 5,5. Tahun ini  kemungkinan adalah 6,0.

4. Dibeberapa sekolah, US dan UP dilaksanakan lebih awal dari UN. karena sering kali US dan UP dilecehkan dan dianggap tidak ada artinya.

Ini hanya gosip dan berita yang masih sangat simpang siur, karena masalah UN masih menjadi sebuah permasalahan serius. Bahkan ada gerakan 10 juta siswa Indonesia yang menentang UN, karena mereka menganggap kalau usaha mereka belajar selama 3-6 tahun ditentukan selama beberapa hari saja.
 
Blogger Widgets

invite nda di plurk